Penggunaan beton dalam konstruksi bangunan adalah hal yang penting dan sangat umum digunakan. Beton memiliki keunggulan pada kekuatan yang luar biasa dan ketahanan terhadap berbagai kondisi cuaca yang ekstrem.
Akan tetapi, untuk mencapai kualitas tingkat tinggi sesuai kebutuhan dalam konstruksi, pastinya harus ada perencanaan yang cermat dan penggunaan campuran beton yang tepat. Di sinilah pentingnya dilakukan mix design beton.
Baca Juga: Apa Itu Concrete Pump? Ini Jenis & Cara Kerjanya
Lalu apa sebenarnya mix design beton? Yuk mari kita bahas tentang mix design beton, jenis-jenisnya, serta tahapan dalam campuran beton yang tepat.
Pengertian Mix Design Beton
Mix design beton adalah bagian dari proses pengaturan proporsi material beton yang digunakan untuk mencapai sifat-sifat tertentu dalam campuran beton.
Secara umum, dapat dikatakan jika kegiatan mix design beton adalah pemilihan bahan campuran beton yang tepat dengan mempertimbangkan kuantitas dan kualitas bahan yang digunakan, sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 03-2834-1993.
Tujuan utamanya adalah menciptakan campuran beton yang kuat, tahan lama, dan memenuhi persyaratan yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi tertentu. Tentunya dengan memperhatikan beberapa faktor saat merancang campuran beton yang tepat, yakni karakteristik material, kinerja beton yang diharapkan, kondisi lingkungan, dan kebutuhan khusus proyek.
Jenis-Jenis Mix Design Beton
Berdasarkan Metode
-
Mix design berdasarkan metode ACI (American Concrete Institute)
Dengan metode ACI, digunakan campuran beton dengan kekuatan tekan normal.
-
Mix design berdasarkan metode DOE (Department of Environment)
Untuk metode DOE, diberlakukan untuk campuran beton dengan kandungan bahan tambahan seperti fly ash, slag, dan pengisi lainnya.
Berdasarkan Kebutuhan
-
Nominal Mixes
Nominal mixes merupakan metode campuran beton sesuai dengan rasio yang sudah ditentukan tanpa adanya analisis. Dalam pencampurannya, petugas lapangan hanya harus memperhatikan parameter dari petugas pencampur beton tanpa adanya tambahan atau perubahan lainnya. Tentunya dengan desain campuran ini mudah diaplikasikan namun hanya dapat digunakan pada kondisi normal.
-
Standar Mixes
Jenis yang satu ini biasanya digunakan dalam berbagai kondisi proyek. Pasalnya, bisa saja dalam parameter kondisi normal menghasilkan kondisi yang berbeda. Itu sebabnya, demi mempertimbangkan berbagai keadaan lapangan, maka dilakukan penerapan campuran spesifikasi ini.
-
Designed Mixes
Dalam jenis ini, petugas akan menentukan kinerja dan mutu beton, sementara pabrikan akan menentukan proporsi campuran beton. Cara ini dilakukan untuk mendapatkan rasio campuran yang paling sesuai dan menghasilkan beton bernilai tinggi dan ekonomis.
Tahapan Dalam Mix Design Beton
Menentukan Tujuan dan Kinerja Beton
Tahap pertama dalam mix design beton adalah menentukan tujuan dan kinerja beton yang diinginkan.
Hal ini harus dipertimbangkan dengan baik karena campuran beton yang tepat harus memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan proyek konstruksi tertentu. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah kekuatan tekan, waktu pengerasan, ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu, dan kebutuhan khusus proyek.
Menentukan Proporsi Bahan
Tahap selanjutnya adalah menentukan proporsi bahan yang tepat demi campuran beton yang kuat dan berkualitas. Bahan-bahan dalam campuran beton meliputi semen, agregat halus, agregat kasar, dan air.
Proporsi bahan yang tepat juga harus diperhitungkan dari sifat-sifat bahan, seperti berat jenis, kehalusan, kekasaran, dan kekuatan.
Menghitung Berat Bahan
Tahap ketiga adalah menghitung berat bahan dalam campuran beton yang diinginkan. Perhitungan ini biasanya menggunakan rumus yang disebut perhitungan volume campuran beton.
Perhitungan ini melibatkan pengukuran volumetrik dari tiap bahan yang digunakan dalam campuran beton. Lalu, berat dari tiap bahan dihitung berdasarkan volumetrik dari masing-masing bahan.
Menentukan dan Menyesuaikan Kadar Air
Setelah proporsi bahan dan berat bahan, perlu juga dilakukan penentuan kadar air dalam campuran beton yang tepat.
Kadar air merupakan jumlah air yang dibutuhkan dalam campuran beton agar dapat diaduk dengan baik. Kadar air tidak boleh terlalu cair atau terlalu kering.
Setelah ditentukan, tahap selanjutnya adalah menyesuaikan kadar air tersebut dengan kondisi lingkungan dan sifat-sifat bahan, antara lain suhu udara, kelembaban, dan suhu bahan. Jika suhu udara dan kelembaban tinggi, kadar air harus dikurangi untuk mencegah campuran beton menjadi terlalu cair.
Jika suhu bahan tinggi, maka kadar air harus ditambahkan untuk mencegah campuran beton menjadi terlalu kering.
Mengaduk Campuran Beton
Setelah menentukan proporsi bahan dan kadar air, selanjutnya adalah mengaduk campuran beton dengan mixer beton. Campuran beton harus dilakukan dengan baik agar semua bahan tercampur merata dan diaduk selama 3-5 menit sampai campuran merata.
Menentukan Waktu Pengerasan Beton
Setelah itu, perhatikan waktu pengerasan beton yang tergantung pada jenis semen, yang digunakan dan kondisi lingkungan. Semen membutuhkan waktu 24-48 jam untuk mengeras, namun dalam kondisi cuaca yang ekstrem, waktu pengerasan bisa lebih lama.
Memantau Kondisi Beton
Tahap terakhir pada mix design beton adalah memantau kondisi beton selama proses pengeringan dan pengerasan. Beton dipantau dengan teratur agar mencegah adanya kerusakan pada proses pengeringan dan pengerasan.
Kesimpulan
Mix design beton menjadi proses yang penting dalam konstruksi bangunan. Campuran beton yang tepat dapat memastikan kekuatan, kinerja, dan tampilan yang diinginkan dalam konstruksi.
Tentunya perhatikan jenis dan tahapan dalam mix design beton agar mencapai kualitas beton yang diinginkan. Sebuah campuran beton yang tepat dapat memastikan kekuatan, kinerja, dan tampilan yang diinginkan dalam konstruksi.
Butuh pengeras beton terpercaya dan berkualitas? PT. Sobute Global Indonesia hadir untuk Anda.
Sobute merupakan perusahaan manufaktur bahan kimia yang menyuplai produk admixture kualitas Internasional.
Silahkan Hubungi Kami dan dapatkan info lengkapnya.