Sebagai material yang paling sering digunakan untuk berbagai proyek bangunan dan konstruksi, beton berkualitas tinggi tentu menjadi incaran untuk Anda yang ingin membangun rumah dan infrastruktur lainnya.
Nah, untuk menghasilkan beton bermutu, ada satu kegiatan yang wajib dilakukan, yakni teknik pengujian mutu beton.
Apa Itu Pengujian Mutu Beton?
Teknik pengujian mutu beton adalah kegiatan yang wajib dilakukan untuk memaksimalkan dan memastikan keandalan dan kekuatan beton yang digunakan dalam berbagai proyek.
Baca Juga: Ini Faktor-faktor Agar Pondasi Beton Kuat
Pengujian ini dilakukan untuk memverifikasi apakah beton memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sebelum digunakan dalam konstruksi.
Teknik-teknik Pengujian Beton
Berikut ini beberapa teknik untuk pengujian mutu beton yang umum digunakan, yakni :
Uji Kuat Tekan Beton
Disebut juga sebagai compression test sebagai pengujian mutu beton paling umum yang dilakukan. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan kekuatan tekan maksimum beton. Tes dilakukan dengan memberikan tekanan hingga hancur.
Alat yang digunakan adalah cetakan beton dengan ukuran diameter 15 cm dengan pelumas di dalamnya. Adonan beton yang sudah jadi akan dimasukkan pada cetakan secara bertahap. Biarkan 24 jam dan setelah keras, beton akan diuji dengan mesin compressor. Setelah itu, catat rentang waktu dan hasilnya.
Uji Schmidt Hammer
Schmidt Hammer digunakan untuk mengukur kekerasan beton dengan cara memukul permukaan beton menggunakan palu khusus dan mengukur energi pantulan yang diterima oleh palu.
Nilai kekerasan beton kemudian ditentukan dari skala yang diberikan oleh alat tersebut. Namun, sebelum dilakukan tes ini, semua peralatannya harus rata, untuk hasil yang lebih akurat. Pengujian akan dilakukan di 20 titik dengan ukuran sesuai standar deviasi.
Uji Permeabilitas Beton
Uji permeabilitas beton berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan beton dalam menahan penetrasi air atau bahan kimia. Metode ini diterapkan dengan sampel beton dimasukkan di dalam ruang uji khusus dan diberikan tekanan air. Lalu, tingkat penetrasi air diukur untuk menentukan tingkat permeabilitas beton.
Uji Tarik Beton
Uji tarik beton dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan tarik beton. Material ini terdiri dari kekuatan tarik rendah daripada kekuatan tekan. Metode ini cukup sulit dilakukan dan biasanya diterapkan pada balok beton bertulang.
Uji Kelenturan
Disebut sebagai flexural test yang berguna untuk menguji kekuatan beton terhadap beban lentur. Sampel beton dalam bentuk balok akan diberi beban pada tengahnya untuk mengukur dalam kondisi lentur.
Uji Ultrasonic
Uji yang satu ini dilakukan dengan gelombang ultrasonik yang tidak dapat membuat benda yang sedang diuji tidak rusak. Pengujian dengan alat ukur khusus dan dirambatkan untuk mengetahui mutu dan kualitas beton.
Standar Nilai Uji
Standar nilai uji untuk beton umumnya ditetapkan berdasarkan persyaratan dari berbagai lembaga, seperti di Indonesia, BSN atau Badan Standarisasi Nasional yang ditetapkan sesuai jenis beton, penggunaan beton, dan persyaratan spesifik proyek konstruksi.
Di antaranya:
SNI 03-2847-2002 diperuntukkan sebagai Standar Spesifikasi Beton untuk Struktur Bangunan Gedung.
SNI 03-1727-2013 diperuntukkan untuk Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
SNI 03-2847-2019 sebagai Persyaratan Beton Struktural.
Penutup
Dalam teknik pengujian mutu beton, penting untuk untuk memperhatikan tahapannya dan peralatan yang digunakan. Mengimplementasikan teknik ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan, kualitas, dan ketahanan infrastruktur konstruksi secara keseluruhan.
Butuh beton berkualitas tinggi? PT. Sobute Global Indonesia jawabannya. Menyediakan produk pengeras beton berkualitas, untuk kebutuhan pondasi dan bangunan Anda.
Butuh info lengkap? Hubungi kami.