Pondasi adalah elemen penting dan wajib diperhatikan dengan baik jika ingin memiliki hunian yang aman. Pondasi menjadi penopang beban bangunan sekaligus pembagi beban bangunan.
Baca Juga: Cegah Abrasi Beton Dengan Tips Berikut
Jadi dapat dipastikan, tanpa pondasi yang kuat, bangunan tidak akan aman dan layak untuk ditempati.
Berikut beberapa cara yang harus Anda ketahui soal cara membuat pondasi rumah minimalis yang kuat dan tentunya tahan gempa. Seperti apa? Yuk mari kita ulas lebih jauh!
Jenis - Jenis Pondasi
Pondasi Batu Kali
Pondasi jenis batu kali umumnya dipakai untuk bangunan satu lantai. Kedalaman pada pondasi ini sekitar 60 sampai 80 cm, dengan fungsi menjaga dan menahan pemasangan bata dan struktur beban bangunan.
Pondasi ini biasanya diterapkan untuk pembangunan pondasi rumah minimalis. Kelebihannya adalah proses pembuatan mudah dan biaya yang terjangkau. Selain itu, pondasi batu kali juga dapat menahan banjir dan gempa.
Pondasi Cakar Ayam
Pondasi cakar ayam cenderung digunakan untuk bangunan bertingkat, seperti untuk pondasi rumah 2 lantai. Jenis pondasi ini terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan kedalaman 120 cm sampai 2 meter. Walau lebih sering digunakan dengan kedalaman 100 cm.
Bentuk pondasi terbuat dari besi beton yang kemudian ditanam pada galian tanah. Pondasi cakar ayam begitu cocok untuk kondisi tanah yang lebih lembut. Akan tetapi, soal kekuatan, pondasi ini sangat teruji. Apalagi dengan struktur pondasi yang padat menjadikannya tidak mudah kemasukan air.
Pondasi Pelat Beton Lajur
Jenis pelat beton lajur cocok digunakan jika luas penampang terlalu besar. Setelah itu akan dibagi dengan cara memanjangkan lajur. Pemakaian pondasi ini biasanya digunakan untuk bangunan bertingkat yang memang cocok untuk menjadi penopang beban vertikal atau horizontal, jadi cocok untuk daerah rawan gempa bumi.
Pondasi Tapak
Pondasi ini diproses dari beton bertulang yang ditanam di bawah kolom. Tiang dan kedalaman pondasi lebih baik sampai ke bagian tanah keras dan cenderung digunakan untuk bangunan tinggi di tanah yang lembek.
Kelebihan jenis pondasi tapak adalah harganya yang lebih terjangkau, galian tanah hanya pada kolom struktur bangunan.
Cara Membuat Pondasi Rumah
Lalu bagaimana dengan cara membuat pondasi rumah? Ini adalah hal yang paling penting, karena harus dilakukan dengan tepat dan dengan perhitungan yang akurat.
Sebelum memulai membuat pondasi rumah yang kuat dan anti gempa, berikut beberapa persiapannya :
Perhatikan Kondisi Tanah
Sebelum melakukan pembangunan, Anda harus melihat kondisi tanah. Ini sangat berpengaruh pada material dan jenis pondasi yang akan digunakan.
Jika berada di tanah lembek, atau kawasan bekas rawa, lebih baik Anda bicarakan jenis pondasi yang digunakan dengan tim ahli struktur bangunan.
Untuk tanah jenis yang cukup keras, Anda dapat menggunakan gabungan pondasi dari foot plat dan batu kali untuk struktur utamanya. Bisa untuk bangunan bertingkat. Atau Anda bisa menggunakan jenis pondasi batu kali saja untuk rumah satu lantai.
Siapkan Material yang Dibutuhkan
Batuan, semen, dan pasir, menjadi bahan yang penting dalam hal pembangunan pondasi. Namun, tambahan besi dan kawat sebagai bekisting kolom dan sloof juga menjadi elemen yang dibutuhkan.
Bekisting kolom dan sloof menjadi penopang dan kerangka dasar rumah, khususnya untuk penguat tembok.
Proses Penggalian
Penggalian di lubang pondasi dilakukan pada jenis tekstur tanah keras. Apabila tanah masih lembek, sebaiknya lakukan penggalian lagi.
Untuk jenis rumah sederhana, kedalaman pondasi sekitar 40-50 cm, dan lebar sekitar 30-40 cm.
Jika Anda menggunakan jenis pondasi batu kali atau batu bata, bangun pondasi dengan teknik pemasangan pada titik bowplank yang disediakan, dengan standard kedalamannya yakni 4 lapis bata merah.
Usahakan pemasangan pondasi dengan teknik bentuk segitiga, yakni bagian bawah melebar dan atas mengecil.
Setelah penggalian selesai, kerangka besi dan kawat dapat dipasang. Lalu tanam dengan semen cor, dilanjutkan dengan penataan batuan putih dan adonan pasir semen hingga 50 cm.
Pemasangan Besi
Pemasangan besi dilakukan setelah pondasi selesai dipasang. Besi diikat dengan bentuk anyaman dengan kawat ikat. Di tiap ujung besi dibengkokkan dan dikaitkan dengan pondasi plat yang sudah disediakan. Setelah itu, pondasi memiliki tiang kolom.
Bekisting
Selanjutnya adalah pemasangan bekisting untuk sloof. Proses pemasangannya berada dalam papan ukuran 400 cm x 20 cm x 2 cm. Tujuannya adalah untuk memperkuat saat dilakukan proses pengecoran. Jadi, pemasangan papan ini wajib dilakukan dengan sangat teliti ya.
Sloof
Proses selanjutnya adalah pemasangan sloof yang berfungsi sebagai penahan beban, menyatukan pondasi dan merekatkan kolom besi.
Saat pengecoran sloof dilakukan, pastikan permukaannya rapi dan presisi dengan papan bekisting. Pastikan besi tertutup dengan adukan cor, agar terhindar dari air atau hujan agar tidak mudah berkarat dan rusak.
Kesimpulan
Bagaimana? Apakah Anda sudah memahami bagaimana cara membuat pondasi rumah yang kuat dan aman? Semoga informasi diatas dapat membantu ya!
Untuk segala kebutuhan beton dan pondasi untuk pembangunannya, pastikan Anda selalu memilih Sobute Global Indonesia.
Mempunyai beberapa tenaga ahli yang tentunya berpengalaman dalam memproduksi maupun menyuplai produk pengeras beton berkualitas, menjadikan Sobute siap melayani semua kebutuhan para konsumen yang ada di seluruh Indonesia.